Saturday, May 2, 2020

Ramadhan di kota rantau vs ramadhan #dirumahsaja




                Tulisan kali ini bukan sebuah perbandingan mana yang lebih baik atau menyenangkan, melainkan sebagai satu pelajaran penting untuk selalu bersyukur atas apa yang kita jalani setiap hari. Di manapun tempatnnya, dalam kondisi apapun, semoga syuku selalu dilimpahkan kepada kita sebagai manusia yang selalu merasa kurang ini.

                Ramadhan di kota rantau tahun lalu, penuh warna dan hal-hal baru. Apa-apa yang dulu tidak dirasakan ketika menjalani di ramadhan di rumah. Sedang tahun ini, ramadhan kembali dijalani di rumah asal, di Jombang.

                Ramadhan tahun lalu di Surabaya, di kota rantau pertamaku bersama seorang sahabat sekaligus rekan kerja. Kami tinggal berdua di sebuah rumah di salah satu komplek daerah Waru, hanya berdua di rumah yang cukup besar. Daerah komplek tempat kami tinggal cukup jauh dari pasar maupun pusat perbelanjan. Sehingga, ketika buka puasa ataupun sahur, kami harus berkeliling cukup jauh sampai menemukan pusat makanan.

                Saat berbuka, aku dan sahabatku sering sekali berkeliling masjid di daerah sekitar. Anak kos, pasti suka mencari takjil gratis di masjid, eh. Ditambah lagi bonus kajian saat ngabuburit. Bukan hanya perut yang kenyang saat berbuka, tapi belajar ilmu agama juga menjadi bertambah, alhamdulillah.
Foto saat buka puasa bersama di salah satu masjid daerah Rungkut

                Saat sahur, kami berdua menyiapkan makanan sahur sedari malam. Entah membeli makanan lewat aplikasi atau sekedar membeli sate atau nasi goreng di pintu masuk komplek yang lumayan jauh. Sederhana, karena memang kami berdua tidak rewel perihal makan. Asal halal dan thoyyib, insyaAllah kami lahap dengan hati senang, eh.
Foto saat sahur di kos, nasi doang :v

                Perihal tarawihpun menjadi kenangan indah, saat kami berdua tergopoh-gopoh mengayuh sepeda ke masjid di ujung komplek. Mayoritas penduduk komplek adalah warga non-islam, sehingga masjid di komplek hanya ada 1 dan berada di paling ujung. Kebetulan juga lumayan jauh dari komplek gang tempat kami tinggal.

                Masjid dengan luas yang cukup lebar dan interior yang cukup simple ini menjadi penuh ketika waktu tarawih. Aku dan sahabatku selalu mendapat posisi di teras masjid karena terlambat. Bersama anak-anak kecil, kami berdua sholat tarawih di teras masjid komplek ini. Satu hal yang paling aku ingat saat tarawih hari pertama tahun lalu adalah ketika seorang anak kecil di sampingku berkata, “Semoga aku kuat sholat tarawih, ya Allah.” Jleb sekali buat saya yang terkadang malas berangkat sholat tarawih.

                Kenangan ramadhan tahun lalu menjadi memori indah saat ini, ketika ramadhan harus #dirumahsaja karena wabah yang sedang merajalela. Ramadhan tahun lalu yang seharusnya tidak boleh disia-siakan begitu saja dengan peningkatan ibadah yang tidak signifikan. Jika tahu tahun ini akan seperti ini, mungkin setiap insan akan memaksimalkan ramadhan tahun lalu dengan baik. Masjid-masjid mungkin akan penuh bahkan super penuh jika tahu ramadhan tahun ini sholat tarawih disarankan untuk dilaksanakan di rumah saja. Benar saja, penyesalan selalu datang di akhir.

                Ramadhan tahun ini di rumah saja, bersama keluarga tanpa ada buka bersama alumni blaa, blaa dan blaaa. Dari mulai makan sahur sampai makan buka puasa, hastagnya masih sama #dirumahsaja.

                Makan sahur di rumah tanpa perlu susah payah berkeliling dahulu untuk membelinya, masakan ibu sudah tersedia di meja makan. Berbukapun demikian, tidak perlu mencari takjil gratis ke masjid-masjid. Masjid manakah yang masih membagikan atau mengadakan buka puasa bersama di tengah wabah seperti ini? Tarawihpun demikian, yang biasanya berbondong-bondong menuju masjid sampai kebagian posisi di teras, saat ini hanya bisa melaksanakan tarawih di rumah saja bersama keluarga.

Ramadhan di kota rantau tahun lalu vs ramadhan #dirumahsaja tahun ini, menjadi kenangan indah suatu saat nanti, pun menjadi pengingat kapanpun itu. Bahwa waktu memang tak boleh disia-siakan begitu saja tanpa ada perubahan. Dan momen ramadhan tahun ini, semoga setiap insan bisa menjadi lebih baik dan baik lagi.

#inspirasiramadhan #dirumahsaja #flpsurabaya #BERSEMADI_HARIKE-2


No comments:

Post a Comment