Sunday, March 17, 2019

Datang



Kemacetan kota pagi ini, menjadi pemandangan utama. Riuh, rusuh dan debu asap kendaraan memudarkan pandangan mata yang sudah merah akibat begadang semalam, tak sabar menemuimu hari ini. Kamu tau, kenapa aku bisa jauh-jauh datang ke kota ini? Semua tersebab aku ingin menuntaskan rindu kita!

Aku datang dengan mimpi untuk menyelesaikan rindu. Bersama angan dan harap dapat lebih menggenggamu semakin erat. Memutus jarak berkilo-kilo meter yang selama ini memisah raga. Aku datang untukmu. 

Kata-katamu yang kini sudah bercecer di jalanan kota, melambung jauh dari kenyataan awal yang kamu ucap. Kutipanmu tak sama, nasehatmu bicara alpa. Untuk apa berbicara dan memerintah, jika kamu pun belum melakukannya? Bolehkah kusebut kamu munafik tiada dua? 

Di tengah kota, aku menemuimu bersama tawa dari bibir yang lainnya. Ku kira aku satu-satunya! Nyatanya, aku salah satu wanita diantara yang lainnya. Aku yang entah keberapa, yang jelas bukan yang pertama. 

Aku datang dengan tawa dan suka, melihatmu tertawa namun dengan yang lainnya. Jauh-jauh aku datang, untuk sebuah penyesalan. 


Surabaya, 12 Maret 2019
Tarwiya Ulfah