Thursday, April 7, 2016

Perempuan dan Sarjana


Perempuan dan Sarjana

Perempuan, seorang mahkluk yang diciptakan dengan segala keistimewaan dan kelebihannya. Parasnya yang cantik nan lembut, tutur katanya yang indah dan berwibawa, serta rasa maaf dalam dirinya yang selalu diberikan. Dan sarjana, sebuah gelar untuk perjuangan setiap orang dalam memperoleh ilmu setinggi-tinginya. Gelar yang diperoleh dan akan dilihat sebagai nilai seseorang dalam masyarakat.
Perempuan dengan kondratnya nanti yang pasti akan menjadi ‘ibu’ dari anak-anaknya. Ibu rumah tangga bagi keluarganya. Semua aktifitasnya berakhir di dapur. Segala kepentingannya akan tersingkir dengan kewajiban mutlaknya. Pandangan masyarakat inilah yang di zaman globalisasi ini masih ada. Perempuan hanyalah calon ibu rumah tangga untuk keluarganya. Untuk apa gelar sarjana diperoleh susah payah jika akhirnya mereka berdiam diri dirumah. Jutaan rupiah mereka habiskan untuk biaya kuliah. Waktu bertahun-tahun mereka lewati untuk sebuah karya bernama ‘skripsi’.

Sarjana, gelar yang dengan susah payah diraih oleh para perempuan. Perjuangan, perantauan, tumpahan tangisan maupun darah tak diperdulikan. Mimpi-mimpi besar yang sudah direnungkan dan direncanakan dengan matang. Semua itu terasa tak berharga seketika setelah kelulusan mereka. Karya mereka hanyalah bertahan seumur jagung, selanjutnya kehidupan rumah telah menanti mereka. Para lelaki sudah menunggu untuk meminang mereka sesuai dengan gelar sarjana mereka. Lelaki akan memilih wanita yang ia rasa sepadan dengan gelar mereka pula. Mahar para wanita pun disesuaikan dengan gelar mereka. semakin tinggi gelar seorang wanita, semakin besar pula nilai mahar yang akan diberikan oleh para lelaki. Seaakan wanita hanya barang yang dibeli sesuai dengan pandangan masyarakat. Karena kehidupan saat ini berpusat pada pandang, dan nilai pandang adalah yang utama. Apa daya, semua memang harus terjadi kodratnya, semakin panjang gelar dibelakang nama perempuan, semakin hebat pula lelaki yang akan menghampirinya.

Wednesday, April 6, 2016

Generasi muda,berani berhijrah !!



Generasi muda,berani berhijrah !!

Hijrah adalah suatu perbuatan sebagai seorang muslim untuk selalu memperbaiki diri,tentunya memperbaiki diri menjadi lebih baik. Berhijrah sama halnya dengan belajar, dalam proses belajar pasti dimulai dari tidak tahu menjadi tahu atau mengerti. Belajar juga membutuhkan proses yang cukup lama dan ada ujian didalamnya. Pantang menyerah dijadikan pedoman yang kuat sehingga apa yang dituju dan dicita-citakan akan tercapai. Niat berhijrah juga harus diteguhkan dengan kuat, niat memperbaiki diri karena Allah SWT untuk tujuan memperoleh rahmat dan ridha Allah untuk menjadi seorang muslim yang sejati. Berhijrah juga tentang meninggalkan dan menuju suatu hal yang baru. meninggalkan suatu hal yang buruk,maksiat,bertentangan dengan aturan Allah, menuju suatu hal yang baru, lebih baik,bermanfaat bagi sesama. Berhijrah juga sama dengan berjuang.
Memperjuangkan keteguhan niat untuk selalu berubah dan memperbaiki diri di jalanNya.

Perintah berhijrah yang terdapat dalam Al Qur'an salah satunya terdapat dalam surah Al Baqarah(2:218)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman,orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah,mereka itu mengharapkan rahmat Allah,dan Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang" 

Akhir-akhir ini,sering sekali dijumpai generasi muda yang berani berhijrah. Bukan keputusan mudah untuk mengambilnya,melihat kondisi perkembangan teknologi yang semakin pesat dan selalu berkembang tiap detik,menit,hari,dan setiap saat. Keberadaan sosial media yang tidak dapat dihindari oleh semua kalangan mulai dari usia dini hingga orang dewasa. Tak sedikit bocah-bocah dalam tahap pendidikan Taman kanak-kanak yang sudah sangat mahir memainkan smartphone milik orang tuanya yang bebas mereka mainkan sepanjang hari tanpa awasan yang penuh. Siswa-siswa tingkat Sekolah Dasar yang sudah mempunyai banyak akun sosial media yang memberi informasi bebas tanpa batasan. Menjamurnya tradisi "pacaran"  pada pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama yang serigkali berujung pada perbuatan maksiat. Tersebar bebasnya obat-obatan terlarang di kalangan pelajar SMA ataupun mahasiswa. Semua penyakit generasi muda tersebut semakin hari akan semakin berkembang dengan sangat cepat. Semakin sedikit yang mengutamakan agama, karena semua orang lebih peduli dengan popularitas. Popularitas atau ketenaran yang lebih dicari oleh generasi saat ini. Semakin popular seseorang maka akan semakin banyak followers mereka di sosmed, hanya itu yang mereka cari!

Dari sekian banyak generasi pencari popuaritas seperti itu, tak sedikit pula bibit-bibit generasi pejuang agama. Mereka berjuang berhijrah untuk dirinya sendiri,keluarga dan agama. Dengan niat yang kuat,mereka belajar sedini mungkin untuk agama. Hal seperti ini dapat dilihat di berbagai sekolah-sekolah islam disekitar. Generasi-generasi pecinta Al Qur'an dan menjadikan Al Qur'an bukan smartphone  sebagai teman mereka, generasi pecinta orang tua bukan pencinta pacar, generasi yang tunduk akan ustadz atau ustadzah pengajar mereka. Dengan pakaian sesuai syariat Islam "syar'i" mereka berperilaku sesuai dengannya. Kepedulian mereka terhadap sesama makhluk Allah tanpa melihat status sosial, mereka membantu tanpa pamrih. Sungguh mengagumkan melihat generasi-generasi rabbani seperti mereka. Mereka berhijrah dan berjihad di jalan Allah tanpa paksaan. Generasi ini lah yang sesungguhnya harus di popular kan dikalangan remaja saat ini.

Generasi muda adalah generasi masa depan, sepatutnya mereka mempunyai pedoman agama yang kuat. Pendidikan agama sedini mungkin sebaiknya diberikan oleh orang tua untuk bekal masa depan putra/putri mereka.Untuk membentuk mereka menjadi generasi pecinta Al Qur'an, Agama dan Generasi yang berani Berhijrah.