Monday, January 2, 2017

The Power of “Terbiasa”


Edisi curhat galau saya dimulai lagi. Setelah sebulan lebih nggak ngisi blog sampe angker kembali, akhirnya jalan paksa saya pilih. Mau nggak mau harus memaksa menulis.
Sebulan lebih jarang meluangkan waktu untuk menulis menjadikan saya tuman, orang jawa timur bilangnya gitu. Tuman ini saya biarkan sehari, dua hari, seminggu eh keterusan sampai sekarang. Faktornya sih cuma satu sebenarnya, malas.
Kebiasaan tersebut membuat saya nyaman dengan hari tanpa menulis. Dampaknya tak lain tak bukan, ide saya mampet, mau nulis lagi juga kaku,buku bacaan numpuk dan tidak ada semangat menulis.
The Power of “Terbiasa” memang bisa berujung positif atau negatif. Saat saya meninggalkan kebiasaan baik dan mulai nyaman dengan kebiasaan yang kurang baik, maka termasuk kebiasaan negatif. Beda halnya saat kebisaan baik dimulai dan berusaha keras meninggalkan yang kurang baik, maka kebiasaan ini adalah positif.
Membangun The Power of “Terbiasa” yang berujung positif ini bukan hal yang mudah, butuh ketelatenan dan kesabaran.
Ketelatenan, ulet, rutin atau istiqomah, semua dimulai dari paksaan. Tak masalah terpaksa asal mau memulainya. Memaksanya pun tak cukup, dua, atau tiga kali, tapi berkali-kali. Nggak ikhlas? Pasti lah, namanya juga awal. Jangan dikira ini tulisan, saya tulis tanpa terpaksa, kagak! Saya pun memaksa untuk menulis ini agar mulai terbiasa menulis kembali.
Terbiasa melakukan kebiasaan positif, lama-lama akan suka/cinta. kalau udah suka/cinta, meninggalkan/tidak melakukannya tidak akan rela. Kalau kata orang jawa “Witing tresno, jalaran soko kulino.” Cinta ada karena terbiasa, aiiih no baper yaa, hehe.
Namanya perasaan suka/cinta itu pasti naik turun, sama seperti iman. Jika tidak dijaga atau dirawat dengan baik dan sabar, perasaan suka/cinta itu juga bisa menurun. Nah, sabar itu penting dalam konteks ini, memupuk rasa cinta terhadap kegiatan positif kita itu harus. Tumbuhkan selalu rasa cinta tersebut dengan selalu istiqomah melakukannya, sedikit demi sedikit, sehari dua hari, insyaallah nanti akan keblablasan sendiri. Eiiitss, jangan dikira lagi, saya sudah terbiasa melakukannya, belum!! Saya pun masih belajar.
Terakhir, jangan lupa semangat. Semangat itu penting, terutama untuk menumbuhkan rasa kreatifitas. Semakin tinggi semangat kita, maka semakin tinggi rasa ingin tau dan mencobanya. Mencoba tidak selalu langsung benar, terkadang melalui kesalahan kita mengetahui mana yang benar. Ah, saya kok jadi kek motivator gini yak, wkwkk. Saya pun masih belajar, saya berbagi apa yang saya tahu dan alami. Terimakasih telah membaca J


No comments:

Post a Comment