Saya kapok. Kapok telat
makan, kapok begadang malam, kapok makan-makanan sembarangan, dan kapok nggak dengerin nasehat orang-orang
terdekat.
Sudah seminggu
ini, badan limvek kagak selesai-selesai. Flu, batuk, anemia, dan demam semakin
suka menyerang dengan tiba-tiba. Faktor pemicunya cukup bisa di tebak, antara
telat makan, kurang istirahat dan faktor cuaca yang berubah-ubah. Setiap hari
hujan tak pernah absen mengguyur kota selama perjalanan pulang. Sekitar pukul
15.00 sampai 17.00, perjalanan pulang di warnai dengan agenda hujan-hujan.
Efeknya tak lain
tak bukan, saya ka’o hampir seminggu
ini. Jadwal kegiatan yang sudah tertata rapi di buku catatan tidak mungkin dihapus begitu saja, mau tak
mau kegiatan tetap berjalan dalam kondisi apapun.
Kepala pening
tak membuat latihan drama saya dan teman-teman kelas terhenti. Deadline hanya tinggal menghitung jari,
latihan ngebut harus terus dilakukan.
Bukan untuk satu orang, tapi untuk semua anggota kelas. Kelas harus kompak.
Peran sedikit
antagonis juga tak kalah membuat saya kesulitan. Disamping faktor penjiwaan
karakter yang harus dipelajari, masalah baru datang dari pita suara. Karakter sedikit
antagonis ini mengharuskan saya sedikit berteriak dan membentak. Sedangkan suara
saya terasa serak, semakin hari semakin tak terdengar, suara saya hilang entah
kemana. Mungkin masih di pinjam Raisa untuk bernyayi *Looh? :v
Sedikit problem
selanjutnya adalah saya tak merasa kuat untuk membawa motor sendiri. Kondisi kepala
pening, flu dan demam membuat saya tak kuasa untuk menarik gas motor. Gemeter-gemeter
begimane gituu-_-
Kondisi ini
terus berlanjut setiap hari tanpa ada hari khusus untuk saya bener-bener
beristirahat. Bagaimanatidak, pagi hingga sore berada diluar rumah dengan judul
kegiatan masing-masing, sesampai dirumah siap dengan hidangan tugas-tugas pembuka
UAS hingga larut malam. Waktu istirahat berkurang, makan pun terlupakan, dan
tubuh menjadi terkapar.
Tak salah dan
tak berkutik jika saat ini banyak orang-orang terdekat complain dengan kegiatan saya yang kurang terkontrol. Beberapa dari
mereka kesal dalam menasehati saya, beberapa ada juga yang sangat
perhatian;keluarga dan sahabat. Saya paham bahwa hal tersebut adalah satu
kepedulian untuk saya agar selalu menjaga kesehatan. Tidak memaksa diri untuk
terus bekerja dan melupakan makan, selalu menjadi top chart nasehat.
“Jaga kesehatan, yaa.”
Begitu yang
selalu terucap dari mereka.
Sedikit terharu
begimane gitu, perhatian mereka menjadi pemicu saya untuk segera sembuh. Saya ingin
kembali bercanda gurau lepas dengan mereka, belajar bersama dengan tubuh
kembali sehat tanpa kepala berdenyut atau batuk yang menganngu percakapan.
Saya beruntung
sekali memiliki mereka. Yang selalu mengingatkan apa saja yang mungkin saya
lupa atau salah. Saya bangga memiliki mereka, yang selalu menjaga dalam kondisi
apapun, sehingga saya selalu merasa terjaga diantara mereka. Thank you for your careness always ibuk,bapak,adek
and all of my best friends.
No comments:
Post a Comment