Thursday, October 6, 2016

AKU MULAI MEMIKIRKANMU.


Kau tau kan, setiap pertemuan tidak sengaja kita, selalu menjadi topik tulisanku. Hampir setiap judul tulisan di blogku masih berkaitan denganmu. Aku menulisnya, membacanya berulang-ulang. Terkadang aku tertawa geli ketika membacanya, bagaimana bisa aku menulis tentang dirimu dengan bahasa yang mendayu-dayu dan sedikit romantis. Seperti cerita cinta sajaa.

Kali ini aku akan menulis lagi, sembari mencari topik, aku mampir sebentar ke sosial media. Aku blank, statusmu berada di list paling atas. Sekarang,aku sudah dapat topik, giliran nama tokoh. Jariku terus mengetik, dan tiba-tiba berhenti ketika aku sadar bahwa nama tokoh dalam tulisanku itu adalah kamu. Selalu kamu! Kamu lagi, dan kamu lagi ?

 Bagaimana aku bisa terus berfikir tentangmu? Apa yang terjadi padaku ? Sampai saat ini pun, kita tidaklah akrab, hanya sebatas tau nama dan asal kampus masing-masing. Apalagi bertemu untuk mengobrol, akupun tak pernah berfikir untuk itu. Ayoolah tolong aku, kenapa aku mulai memikirkanmu ?

Jika pepatah Jawa mengatakan, “Tresno jalaran soko kulino – Cinta ada karena sebuah kebiasaan”, kurasa kitapun tak begitu. Untuk saat ini, kita semakin jarang bertemu, entah ditempat itu, atau di tempat lain. Mungkin sekarang ada versi baru dari pepatah tersebut, “Cinta ada karena sebuah inspirasi”. Looh, tapi kok cinta ? apa aku jatuh cinta? Aaaaaaah tidak mungkin.

Jika memang aku jatuh cinta padamu, pasti jantungku akan berdebar-debar saat bertemu, nyatanya tidak seperti itu, hanya saja, aku malu saat berjumpa. Kedua, kalau aku jatuh cinta padamu, pasti aku akan mempercantik diri untuk menarik perhatianmu, nyatanya aku tetap seperti biasa, dengan wajah kusam, berminyak dan perut gendutku, hanya saja aku semakin menjaga sikap di depanmu.

Malu dan menjaga sikap ? untuk apa aku seperti itu? Aaaaahhh semakin rumit. Aku belum siap untuk jatuh cinta. Cintaku belum pantas untuk bermuara di hatimu. Aku masih belajar memperbaiki diri yang masih labil ini. Untuk ibadah saja belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. orang tua , juga belum aku berikan kebahagiaan. Apalagi study ku, nilai IPK saja masih mepet. Bagaimana bisa berurusan dengan cinta?

Aku bimbang, risau. Aku mengadu padaNya, bertanya, apakah pantas aku mencintai makhlukNya yang selalu memenuhi fikiranku akhir-akhir ini? Pantaskah aku? Dan pantaskah cinta ini ada?

Kuadukan semua padaNya, Sang pemilik cinta yang sesungguhnya. Aku tak berpihak pada persaaan, hanya mencoba ikhlas dengan keputusanNya. Dengan berani, aku berkata pada diriku.

“Tetaplah pada kebahagiaanmu saat ini, bukan berarti kau boleh terus memikirkannya, hanya saja tetaplah ceria dengan inspirasi darinya. Biarkanlah cinta ini sementara membisu,hingga waktu menunjukan kapa ia boleh bicaram sekarang cukup kau tuliskan dalam coretanmu. Dan tetaplah menjaga pandangan cintamu, jadikan Allah sandaran selalu tanpa kau menduakan cintaNya yang penuh cinta.”

No comments:

Post a Comment