Monday, April 1, 2019

5 Moodbooster di FLP

Silatwil 2018 FLP Jatim di Sumenep, Madura

Hampir empat tahun sudah, FLP membersamai setiap pekanku dengan bermakna. Empat tahun berlalu, semangat FLP hadir dalam setiap napas dan langkahku untuk selalu berbagi dan berbagi. FLP mengajarkan semangat berbagi yang berbeda, bukan berupa materi, namun semangat berbagi inspirasi, pengalaman pun karya-karya yang pandai memainkan emosi. Karya-karya setiap anggota FLP yang diniatkan untuk dakwah Islam, menegakkan ajaranNya yang sempurna.

FLP atau Forum Lingkar Pena, merupakan rumah yang hangat bagi setiap orang yang mencintai literasi. FLP membuka pintu secara lebar dengan sambutan yang hangat bagiku saat pertama kali bergabung pada tahun 2015. Jabat tangan serta pelukan bak kakak ke adik, ibu ke anak, atau pun guru ke siswanya, meyakinkanku bahwa rumah ini yang selama ini kucari. Rumah FLP yang menjadi tempatku berproses sampai di titik saat ini, titik dimana aku yakin, aku akan berjuang untuk literasi dan akan berbagi melalui literasi.




Sedikit cerita akan kusampaikan tentang 5 moodbooster atau 5 hal yang membuatku bertahan di FLP sejak tahun 2015 sampai sekarang. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

1.      Penulis-penulis ternama
Untuk kalian ketahui, yang pertama membuatku semangat dan bertahan di FLP adalah bisa ketemu penulis-penulis keren dan ternama di Indonesia, sebut saja Sinta Yudisia, Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Kang Abik, Afifa Afra dsb. Hal ini menjadi semangat tersendiri karena setelah bertemu mereka, semangat menulis menjadi meningkat drastis. Yang biasanya ngeblog sebulan sekali, setelah ketemu mereka, bisa-bisa semangat ngeblog setiap hari. Yang biasanya malas mengirim tulisan ke media masa, bisa jadi rajin bahkan rutin mengirim setiap pekannya, termuat atau tidaknya, urusan belakang.

2.      Agenda rutin yang keren
Agenda rutin FLP itu seambrek, enggak pernah sepi. Mulai dari agenda nasional sampai cabang setiap empat tahun sekali, setahun sekali, bahkan setiap pekan, selalu dinanti-nanti oleh setiap anggotanya. Misalnya saja anggota Munas FLP setiap empat tahun sekali, setiap cabang akan berlomba-lomba mengirimkan delegasinya untuk hadir dan meramaikan agenda penting ini. Kedua, agenda Writing Camp FLP Jatim yang rutin diadakan setiap tahunnya, agenda ini juga selalu dinanti dan menjadi wadah silaturahmi seluruh anggota FLP yang ada di Jawa Timur. Terakhir, yang tidak kalah keren adalah agenda rutin FLP Cabang, contohnya Cabang Jombang nih. FLP Cabang Jombang rutin mengadakan pertemuan kelas menulis setiap pekannya, yakni di hari Jum’at sore.

Musyawarah Wilayah FLP Jawa Timur di Ngawi


3.      Sahabat-sahabat penulis dari seluruh kota di Indonesia
Ketiga, yang membuatku bertahan sampai sekarang di FLP adalah bertemunya aku dengan sahabat-sahabat baru yang semuanya penulis dari seluruh kota di Indonesia. Pertumbuhan FLP yang cepat hingga pelosok kota di seluruh Indonesia, membuat FLP mempunyai tingkatan organisasi dari nasional hingga ranting. Hal ini membuat FLP semakin dekat dengan masyarakat dan menjadi organisasi bernaungnya para calon penulis dan pejuang literasi. Di setiap agenda-agenda FLP, bertemu sahabat-sahabat literasi menjadi moodbooster tersendiri. Kami saling berbagi inspirasi dan jejak perjuangan literasi di masing-masing cabang ataupun ranting. Diskusi inilah yang menghidupkanku untuk selalu semangat dan bertahan di FLP.




Musyawarah Nasional 2017 FLP di Bandung

4.      Tiga pilar FLP
Tiga pilar FLP yakni Keislaman, Kepenulisan, dan Keorganisasian menjadi cambuk tersendiri bagi saya untuk selalu menulis dan menulis. FLP mengajarkan setiap anggotanya untuk selalu menerapkan prinsip Islam dalam kehidupan sehai-hari, termasuk menulis. Nilai-nilai Islam tidak boleh hilang dari karya-karya yang telah atau akan kita buat. Setiap karya FLP berasaskan dakwah, dakwah bil qalam. Bahwa pena kita adalah sarana kita untuk menyebarkan agama dan ajaranNya, yakni Islam.

Kedua, kepenulisan. FLP sebagai forum berkumpulnya orang-orang pejuang literasi, menjadi fokus tersendiri untuk sabar membersamai calon-calon penulis dalam setiap prosesnya. Hal ini yang membuatku betah dan bertahan bersama FLP Jombang sampai sekarang. Tidak ada kata lelah untuk kami sesame anggota saling mengoreksi karya satu sama lain. Ide-ide semakin bermunculan dan semangat menulis bertambah.

Terakhir adalah keorganisasian. FLP melatih setiap anggotanya untuk cakap dalam mengorganisir suatu forum dengan baik. Bagaimana cara memimpin setiap individu dengan karakter yang berbeda-beda pun kemauan yang pasti berbeda pula. Bagaimana berinteraksi dengan masyarakat atau teman satu kepengurusan, nilai-nilai ini pun diterapkan di FLP.

Open Recruitmen FLP Jombang 2017


5.      Challenge yang super seru
             Nah, terakhir nih, yang membuatku bertahan di FLP adalah selalu ada challenge seru untuk diikuti setiap anggotanya. Challenge ini tergantung kreatifitas masing-masing pengurus dalam mengemasnya, misalnya saja tantangan membaca atau reading challenge. Tantangan ini mengharuskan setiap pesertanya untuk membaca minimal 5 lembar setiap harinya. Jika tidak membaca satu kali maka akan diberikan peringatan pertama, begitupun hingga peringatan ketiga yang artinya peserta tidak dapat melanjutkan challenge alias gugur.

Kelima hal diatas adalah pengalaman pribadiku selama bergabung di FLP selama empat tahun ini. Kelima hal tersebut juga selalu aku motivasi agar semangat menulisku terjaga alias enggak tergantung mood. Kelima hal tersebut juga yang membuatku semakin percaya diri bahwa memang disinilah aku menemukan diriku yang sebenarnya. Tarwiya yang mencintai literasi dan akan berjuang bersama FLP untuk literasi Indonesia lebih baik. Salam Literasi!

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba blog dari Blogger FLP pada rangkaian Milad FLP ke 22 tahun.



#BloggerFLP #KuotakanMauMu #BloggerFLPxSF7

2 comments:

  1. temenku satu ini emang joss, always ceria ya kak... moodooster keenam keknya ketemu ratnawa, wkwkw

    ReplyDelete
  2. Bunda Na ini yang menginspirasiku ikut lomba ini looh kkwkw

    ReplyDelete