Silatwil 2018 FLP Jatim di Sumenep, Madura |
Hampir empat tahun sudah, FLP membersamai setiap pekanku dengan bermakna. Empat tahun berlalu, semangat FLP hadir dalam setiap napas dan langkahku untuk selalu berbagi dan berbagi. FLP mengajarkan semangat berbagi yang berbeda, bukan berupa materi, namun semangat berbagi inspirasi, pengalaman pun karya-karya yang pandai memainkan emosi. Karya-karya setiap anggota FLP yang diniatkan untuk dakwah Islam, menegakkan ajaranNya yang sempurna.
FLP atau Forum Lingkar Pena, merupakan rumah yang hangat bagi setiap
orang yang mencintai literasi. FLP membuka pintu secara lebar dengan sambutan
yang hangat bagiku saat pertama kali bergabung pada tahun 2015. Jabat tangan serta
pelukan bak kakak ke adik, ibu ke anak, atau pun guru ke siswanya, meyakinkanku
bahwa rumah ini yang selama ini kucari. Rumah FLP yang menjadi tempatku
berproses sampai di titik saat ini, titik dimana aku yakin, aku akan berjuang untuk
literasi dan akan berbagi melalui literasi.
Sedikit cerita akan kusampaikan tentang 5 moodbooster atau 5 hal yang
membuatku bertahan di FLP sejak tahun 2015 sampai sekarang. Semoga bermanfaat
dan menginspirasi.
1.
Penulis-penulis
ternama
Untuk
kalian ketahui, yang pertama membuatku semangat dan bertahan di FLP adalah bisa
ketemu penulis-penulis keren dan ternama di Indonesia, sebut saja Sinta
Yudisia, Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Kang Abik, Afifa Afra dsb. Hal ini
menjadi semangat tersendiri karena setelah bertemu mereka, semangat menulis
menjadi meningkat drastis. Yang biasanya ngeblog sebulan sekali, setelah ketemu
mereka, bisa-bisa semangat ngeblog setiap hari. Yang biasanya malas mengirim
tulisan ke media masa, bisa jadi rajin bahkan rutin mengirim setiap pekannya,
termuat atau tidaknya, urusan belakang.
2.
Agenda
rutin yang keren
Agenda
rutin FLP itu seambrek, enggak pernah sepi. Mulai dari agenda nasional sampai
cabang setiap empat tahun sekali, setahun sekali, bahkan setiap pekan, selalu
dinanti-nanti oleh setiap anggotanya. Misalnya saja anggota Munas FLP setiap
empat tahun sekali, setiap cabang akan berlomba-lomba mengirimkan delegasinya
untuk hadir dan meramaikan agenda penting ini. Kedua, agenda Writing Camp FLP Jatim yang rutin
diadakan setiap tahunnya, agenda ini juga selalu dinanti dan menjadi wadah
silaturahmi seluruh anggota FLP yang ada di Jawa Timur. Terakhir, yang tidak
kalah keren adalah agenda rutin FLP Cabang, contohnya Cabang Jombang nih. FLP
Cabang Jombang rutin mengadakan pertemuan kelas menulis setiap pekannya, yakni
di hari Jum’at sore.
Musyawarah Wilayah FLP Jawa Timur di Ngawi |
3.
Sahabat-sahabat
penulis dari seluruh kota di Indonesia
Ketiga,
yang membuatku bertahan sampai sekarang di FLP adalah bertemunya aku dengan
sahabat-sahabat baru yang semuanya penulis dari seluruh kota di Indonesia. Pertumbuhan
FLP yang cepat hingga pelosok kota di seluruh Indonesia, membuat FLP mempunyai
tingkatan organisasi dari nasional hingga ranting. Hal ini membuat FLP semakin
dekat dengan masyarakat dan menjadi organisasi bernaungnya para calon penulis
dan pejuang literasi. Di setiap agenda-agenda FLP, bertemu sahabat-sahabat
literasi menjadi moodbooster tersendiri. Kami saling berbagi inspirasi dan
jejak perjuangan literasi di masing-masing cabang ataupun ranting. Diskusi inilah
yang menghidupkanku untuk selalu semangat dan bertahan di FLP.
Musyawarah Nasional 2017 FLP di Bandung |
4.
Tiga pilar
FLP
Tiga
pilar FLP yakni Keislaman, Kepenulisan, dan Keorganisasian menjadi cambuk tersendiri bagi saya untuk selalu
menulis dan menulis. FLP mengajarkan setiap anggotanya untuk selalu menerapkan
prinsip Islam dalam kehidupan sehai-hari, termasuk menulis. Nilai-nilai Islam
tidak boleh hilang dari karya-karya yang telah atau akan kita buat. Setiap karya
FLP berasaskan dakwah, dakwah bil qalam. Bahwa
pena kita adalah sarana kita untuk menyebarkan agama dan ajaranNya, yakni
Islam.
Kedua, kepenulisan. FLP sebagai forum berkumpulnya
orang-orang pejuang literasi, menjadi fokus tersendiri untuk sabar membersamai
calon-calon penulis dalam setiap prosesnya. Hal ini yang membuatku betah dan
bertahan bersama FLP Jombang sampai sekarang. Tidak ada kata lelah untuk kami sesame
anggota saling mengoreksi karya satu sama lain. Ide-ide semakin bermunculan dan
semangat menulis bertambah.
Terakhir adalah keorganisasian. FLP melatih setiap anggotanya
untuk cakap dalam mengorganisir suatu forum dengan baik. Bagaimana cara memimpin
setiap individu dengan karakter yang berbeda-beda pun kemauan yang pasti
berbeda pula. Bagaimana berinteraksi dengan masyarakat atau teman satu
kepengurusan, nilai-nilai ini pun diterapkan di FLP.
Open Recruitmen FLP Jombang 2017 |
5.
Challenge yang super seru
Nah, terakhir nih,
yang membuatku bertahan di FLP adalah selalu ada challenge seru untuk diikuti setiap anggotanya. Challenge ini tergantung kreatifitas
masing-masing pengurus dalam mengemasnya, misalnya saja tantangan membaca atau reading challenge. Tantangan ini
mengharuskan setiap pesertanya untuk membaca minimal 5 lembar setiap harinya. Jika
tidak membaca satu kali maka akan diberikan peringatan pertama, begitupun
hingga peringatan ketiga yang artinya peserta tidak dapat melanjutkan challenge alias gugur.
Kelima hal diatas adalah pengalaman
pribadiku selama bergabung di FLP selama empat tahun ini. Kelima hal tersebut
juga selalu aku motivasi agar semangat menulisku terjaga alias enggak
tergantung mood. Kelima hal tersebut
juga yang membuatku semakin percaya diri bahwa memang disinilah aku menemukan
diriku yang sebenarnya. Tarwiya yang mencintai literasi dan akan berjuang
bersama FLP untuk literasi Indonesia lebih baik. Salam Literasi!
Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba blog dari Blogger FLP pada rangkaian Milad FLP ke 22 tahun.
Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba blog dari Blogger FLP pada rangkaian Milad FLP ke 22 tahun.
#BloggerFLP #KuotakanMauMu #BloggerFLPxSF7
temenku satu ini emang joss, always ceria ya kak... moodooster keenam keknya ketemu ratnawa, wkwkw
ReplyDeleteBunda Na ini yang menginspirasiku ikut lomba ini looh kkwkw
ReplyDelete