Cerita dimulai pada suatu pagi di
sungai ujung barat kabupaten Jombang, Sungai Brantas Megaluh.
Sungai Brantas
di pagi hari sudah ramai oleh transportasi kapal-kapal yang lalu lalang membawa
penumpang. Mengantar penumpang dari ujung barat ke ujung timur, begitupun
seterusnya hingga nanti sore. Penumpangnya pun beragam, dari siswa-siswi
SMA/SMP, pedagang, pegawai dll.
Aku dan Mak
Ninik (Mak) nambang (menyebrang)
sungai Brantas pukul delapan pagi. Dengan biaya seribu rupiah saja, perahu
bergerak cepat dari ujung timur ke barat. Kami menyebrang sungai kurang dari 5
menit.
Tujuan kami
yang pertama adalah Kantor Kecamatan Plandaan Jombang. Jaraknya sekitar 1 kilo
dari Megaluh Jombang. Kami ingin bertemu salah satu bapak kepala desa di
Plandaan, Bapak Kades Jipurapah. Bulan April lalu, kami sudah bertemu beliau
dalam rangka pengusulan Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM),
allhamdulilah disetujui pula. Dan kesempatan kali ini, kami ingin meminta tanda
tangan serta stempel kantor Desa Jipurapah untuk kelengkapan proposal.
Pukul 08.30
kami tiba di Kantor Kecamatan Plandaan. Dengan penuh harap, kami ingin bertemu
Pak Kades Jipurapah tanpa hambatan. Karena pada hari-hari sebelumnya, kami
selalu gagal bertemu beliau. Disamping faktor kesibukan beliau yang padat, kami
pun tak bisa membuat janji terlebih dahulu. Koneksi sinyal di daerah Jipurapah nihil,
jadi sangat sulit bagi kami menelfon untuk membuat janji.
Sesampainya di
kantor Kecamatan Plandaan, kami kebingungan, Pak Kades tidak di tempat. Beliau
sudah kembali ke Desa Jipurapah setelah sholat subuh berjama’ah tadi. So, how is it going to be?
Kami
berdiskusi panjang dengan staf di TKP, aku dan mak memutuskan untuk menyusul
Pak Kades ke Kantor Desa Jipurapah. Salah satu staf memberi kami denah acak-acakan di kertas, denah itulah satu-satunya penunjuk jalan kami, karena google maps pun tak mendeteksi lokasi
tersebut. Melihat denanya saja, aku sudah ragu untuk tetap berangkat atau
tidak. Jarak sekitar 3 kilo harus kami lewati berdua, hanya berdua! Girls only.
|
On the way Jipurapah |
Di perjalanan,
bukan jarak yang menjadi kendala, namun medan jalan yang kami temui. Malam
sebelumnya memang turun hujan lebat, saat di kantor Kecamatan memang kami sudah
diperingatkan untuk berangkat menjelang siang karena kondisi jalan yang masih
licin and how surprise we are when know
the truth! Lumpur gaes! Motor kami kembet!
|
mak hati-hati, mak .. |
Awal
perjalanan kami terhibur oleh pemandangan yang masih terlihat hijau sawah
dimana-mana dan keindahan sungai yang masih jernih. Ketegangan dimulai saat
kami mulai melewati hutan, benar-benar hutan. Disisi kiri terlihat jurang
tajam, disisi kanan, tebing menjulang tinggi. Pohon-pohon tinggi nan rimbun
menambah redupnya cahaya matahari di hutan.
Aku gugup saat motor tiba-tiba terhenti, gelap, sunyi dan hanya kami
berdua. Laa haula wa laa kuwwata illa
billah..
|
Stoooong yam mak! |
Ketegangan
masih berlanjut saat kami sudah hampir sampai di Desa Jipurapah. Jembatan
penghubung ke Desa Jipurapah sedang di renovasi, do you know what did we do ? Nyebrang sungai gaes! Kaline disebrangi mlaku, rek!
|
Nyabrang kali reks... |
Nafas kami tersenggal-senggal,
allhamdulilah sampai di Desa Jipurapah dengan mandi keringat, gobyos. Dengan cepat kami segera menuju
kantor Desa Jipurapah.
Dan,
kejutaaaaaaaaaaaaannnn... do you know what
is the surprise again?
BAPAK KADES
SEDANG TIDAK DI KANTOR DESA! Pak Kades sedang menghadiri acara di Kecamatan
Jombang.
Kaki capek kek udah mau copot, badan udah lemes
banget, kepanasan dan dehidrasi. Berharap segera bertemu Pak Kades,meminta
tanda tangan dan stempel kemudian pulang dengan hati riang gembira, ah belum
kesampaian lagi.
Ada satu
kejadian di Kantor Desa Jipurapah yang bikin jleb gitu, hehehe. Di desa tersebut, koneksi sinyal handphone
sangat lah mustahil ada. Dari berbagai macam jenis operator yang 3G maupun 4G,
insyaAlloh tetap saja tidak akan menemukan koneksi saat disana. Namun, bapak staf
di kantor desa ini menggunakan telefon kotak berwarna hitam berukuran sedang.
Entah disebut telefon atau apa, unik. Beliau menelfon Pak Kades dengan sinyal
antena yang sudah terpasang di atasnya. Dengan sabar beliau mencoba menelfon
berulang kali dengan sinyal yang putus-nyambung.
Disitulah aku
mulai merasa malu dengan diri sendiri. Ditengah kecanggihan modern saat ini, masih
banyak orang dipelosok sana yang belum bisa menikmati seperti kita. Sedangkan
kita(terutama aku) sering sekali mengeluh dengan masalah-masalah kecil seperti
sinyal yang lemot lah, sinyal trouble dan berbagai macam keluhan yang tak sebanding
dengan mereka. Kudu lebih belajar
bersyukur!
Then, sinyal yang nihil di TKP membuat
kami susah untuk menghubungi siapapun. Akhirnya kami kembali ke Megaluh untuk berdiskusi.
Kami memutuskan untuk beristirahat di rumah Mada di daerah Megaluh (lumayan
dekat dekan Plandaan). Kami tergeletak lemas, lelah dan lapar di rumah Mada. Benar-benar
perjalanan yang WOW.
Dengan kondisi
Pak Kades Jipurapah yang sedang di Jombang Kota, kami pun mudah untuk
menghubungi beliau. Kami membuat janji untuk meminta tanda-tangan dan
stempet dari beliau sore ini juga. Akhirnya, beliau pun menyetujui, namun
cerita belum berhenti sampai disini. Kami harus menemui Pak Kades di kantor
Desa Jipurapah setelah acara beliau rampung. So, we come back again to the jungle, hufeeeeeeettttt.
Pukul 15.00
sore, kami kembali melakukan perjalanan panjang melewati gunung lewati lembah
yang sangat jauh di Jipurapah. Lagi, kami melewati tebing, jurang tajam, dan
hutan yang semakin gelap, benar-benar gelap. Kondisi jalan pun masih sedikir
berlumpur, ditambah gerimis yang mulai mengguyur. Allohumma sholli ala Muhammad...
Pejalanan kali
ini bukan perjalanan biasa menurutku, karena ini bukan traveling ataupun piknik. Ini adalah perjuangan kami untuk
kehidupan masyarakat di pelosok. Kami ingin masyarakat di pelosok dengan segala
macam akses yang sulit, bisa mendapatkan kebutuhan yang sama terpenuhinya
dengan masyarakat kota. Kami juga ingin menjadikan desa-desa di pelosok dengan
keindahannya yang menawan nan asri menjadi SRIWEDARI, yang berarti taman surga.
So gaes, this is for SRIWEDARI only. SRIWEDARI
is the name of our proprosal for join in PKM 2016. We want to help people
around Jipurapah for selling their best agriculture product, that is chili from
Jipurapah. We hope, it can help their life more easier for geting their needs,
amin.