Semakin bertambah semester,
semakin sedikit juga mata kuliah yang diambil, kata para senior sih gitu.
Memang, semester 5 ini, aku mendapat jatah libur/free selama 3 hari, mulai dari hari jum’at, sabtu dan ahad. Asyik
sih dengan weekend saat ini, bisa
santai-santai dari pagi sampe malam nongkrongin televisi, eh maksutnya bisa
ngerjain tugas dengan santai gitu hehehe.
Libur
sih nambah, tapi jangan dikira tugas berkurang. Tugasku malah menjadi-jadi.
Tugas mulai minta yang aneh-aneh, bikin proposal lah, wawancara, research, translate, sampai menulis.
Semua tugas antimainstream, mulai
dari referensi bukunya, judul tugasnya, sampai deadlinenya, arrrrrrrrrrgggghhh, sama saja dengan libur palsu!
Judul
mata kuliah semester ini pun mulai rumit. Gak bisa di singkat gaeesss. Kalau
semeter sebelumnya, judul mata kuliah mungkin masih simple, seperti writing, reading,
speaking, SKI, sosiolinguistic(sosio),
Public speaking (PB) dan lain-lainya. Lah semester ini?? Panjang-panjang
judul mata kuliahnya! Bacanya pun kudu
lengkap, tanpa singkatan. Sebut saja study
of poetry, study of drama, study of prose,research methodology, translation for
ESP, dan teknik penulisan buku. Yaa
gak mungkin banget kan study of poetry disingkat
SOP, nanti dikira makanan lagi.
Setelah
introducing setiap mata kuliah
semester 5 ini, aku menyimpulkan, sebenarnya semester 5 adalah semester
menulis. Semua mata kuliah akan berujung pada menulis. Entah menulis berita,
cerita fiksi/non fiksi, puisi, prosa, sampai menulis terjemahan suatu teks atau
buku.
Tantangan
menulis pertama minggu ini datang dari mata kuliah “Teknik Penulisan Buku”.
Setelah introducing mata kuliah,
dosen langsung memberi tantangan menulis 4 buah cerita anak dalam waktu
seminggu. Dan kalian tahu, setiap cerita hanya diberi keluasan bercerita dalam
1 lembar kertar F4 dengan pengenalan cerita, isi , penutup hingga pesan moral. Arrrrrrggghhhhhh bagaimana aku bisa memperkecil suatu cerita
dalam satu lembar kertas? *amnesia dulu deh, siapa aku? Dimana aku? -_-
Dan
lagi, aku tidak pernah menulis cerita anak sebelumnya. Suka baca sih majalah adik, tapi untuk menulisnya, belum pernah. Kelas menulis FLP Jombang
pun jadi mentor paling asyik (ciyee promo dikit hahaha). Jadi, pertemuan kelas
menulis rabu kemarin, aku dan para monster meminta bimbingan bunda Umi untuk tugas kali ini. Bunda meminta kami untuk membaca beberapa majalah dan
buku cerita anak. Setelah membaca, kami mulai menulis.
Pertama,
memilih topik cerita. Berulang kali memilih topik, tapi rombak lagi, rombak
lagi! Sebuah cerita harus padu dan logis. Sering kali cerita yang sudah kutulis
dirubah total karena tidak logis.
Menulis
paragraf pembuka saja sampai satu jam. Kalian tau, susah banget nulis cerita
anak yang pesan moralnya ngena’ dengan
cara-cara sederhana dan menyenangkan. Ditambah batasan cerita yang mengharuskan
rampung dalam satu lembar. Kalau kata Syahrini, ini mah SESUATU HUHUUHUUUU.
Berat
sih ini tugas, tapi mau gak mau wajib lah rampung selasa depan. Namanya juga belajar, pasti
lah harus berdarah-darah dulu (lebay aah!). Allhamdulilah, dua cerita anak sudah
rampung, kurang dua lagi huhuhu. Udah dulu deh yaa, mau lanjut ngayal jadi anak-anak lagi, byeeeeeeee :v
No comments:
Post a Comment