Pagi dimulai dengan
agenda kuliah seperti biasa. Namun sebelumnya, dibuka dengan segalah kegopohan yang tak bisa terhindar. Mulai dari
antri mandi, padu-padan baju, pasang-copot jilbab sampe nemu yang paling kece
sama baju, sampe sarapan pagi yang molor gara-gara nongkrongin tontonan di TV. Belum lagi dengan agenda beli masker
di Apotik dan bensin di SPBU,arrrrrrrggggggg luama. Menambah jam telatku.
Aku berangkat, lalu
mampir ke suatu tempat. Tempat itu penuh dengan keceriaan. Aku suka, dan betah.
Disana aku tertawa lepas dengan teman-teman. Aku akrab sekali dengan mereka,
sebagian dari mereka sudah seperti adiku sendiri. Tak hanya teman, mereka juga
inspirasi. Inspirasi hidup.
Disana, aku bertemu
denganmu. Kamu yang tak sengaja melihatku dari kejauhan, begitupun aku. Kau dengan
kesibukanmu. Berlari-lari kecil dengan teman-temanku. Aku tersenyum dan masih melihatmu.
Kau mungkin sudah asyik dengan
kegiatanmu, tapi aku masih memperhatikanmu diam-diam.
Dari situlah, aku mulai
tau siapa dirimu. Diam-diam aku bertanya pada teman-temanku yang sekaligus temanmu.
Aku iseng sering mondar-mondir ke tempat itu, hanya untuk mengetahui
kegiatanmu. Sosial media pun tak ketinggalan mengenalkanku padamu. Aku berteman
di salah satu sosial mediamu. Disitulah kubaca setiap coretan kecimu. Unik,
menarik dan penuh dengan pesan dakwah khasmu. Aku kagum, semakin kagum.
Berjumpa
denganmu selalu menjadi topik coretan singkat di blog. Aku menuliskan segala
inspirasi yang kulihat dari dirimu. Kesabaran, kerja keras, semangat, ibadah,
dan pesan dakwahmu tak kan habis kutuliskan dalam setiap judul pena blog. Kamu seperti
energi positif bagi setiap orang disekitar. Kamu keren, hebat.
Aku,
juga termasuk salah satu orang yang tak sengaja kau beri energi positif itu. Aku
lebih memahami diri sendiri setelah mengenalmu. Jati diri yang selala ini
kucari, aku menemukannya. Melalui tulisanmu, aku mantab memilih yang haq dan meninggalkan yang bathil. Bukan karenamu, tapi karena
Allah Azawajjala. Kau hanya perantara Allah untuk menunjukan kebenaran padaku. Dengan
cara dakwahmu yang cerdas tanpa menyakiti siapapun.
Sekali
lagi, aku suka memperhatikanmu dari jauh. Melihatmu diam-diam lalu tersenyum
kecil. Kita mungkin sering bertemu, namun belum terlalu mengenal satu sama
lain. Aku hanya kagum pada kepribadianmu, bukan yang lain. Mungkin iyaa aku
sering melihatmu, tapi pandangan itu masih kujaga. Aku tak ingin merusak ke
istiqomahan kita masing-masing. Dan biarlah rasa kagumku ini tetap membisu,
karena dengan atau tanpa kau mendengarnya, kau tetap menginspirasi.
No comments:
Post a Comment