Perjalanan,
ada cerita didalamnya. Cerita saat kita
akan memulainya dengan gugup, menikmatinya dengan semangat, hingga
mengakhirinya dengan berbagai ekspresi perpisahan. Ada cerita merekahnya senyum
di bibir, ada pula pucak kebersamaan yg hangat, pun cerita tentang air mata.
Semua cerita itu lengkap, indah dan tak mungkin di lupakan. Dan cerita ini
tentang aku dan kalian. Kita.
Semangat,
pagi ini aku sangat bersemangat. Perjalanan pertamaku ke kota pisang akan
segera dimulai. Tinggi nan jauh perjalannan kali ini. Menjulang tinggi dan jauh
dari kota santri ke dataran tinggi Gucialit Lumajang.
Seperti
kata bunda Umi, ketua FLP Jombang jauh-jauh hari, bahwa akan diadakan Writing Camp oleh FLP JATIM di Gucialit,
Lumajang. “Alamku, inspirasiku” bergitulah tema yang tertulis jelas dalam
brosurnya yg cukup menarik perhatianku. Menyatu dengan alam, bermain di alam,
dan menuliskan keindahan alam. Sangat menarik.
Camp selama
dua hari di dataran kebun teh Gucialit sudah terbayang indah dalam benakku.
Berjalan-jalan mendaki hamparan perkebunan teh yang hijau dan cantik, menikmati
hawa dingin pegunungan, dan berbagai macam imajinasi perjalananku kali ini.
Sabtu malam minggu dingin di Gucialit.
Jauh
hari, aku sudah memesan tiket kereta api keberangkatan kami di hari Jum’at dari
Stasiun Kota Jombang menuju Stasiun Klakah lumajang. Dan sekaligus tiket
perjalanan pulang dari Stasiun sebaliknya. Kali ini aku berangkat bersama si
kecil Mada dan seorang komikus dari Jombang,Zaki. Ada juga teman gabungan dari
FLP Blitar yaitu Pak Saif dan mas Irsyad. Mereka berangkat dari Jombang karena
memang tidak ada kereta yang berangkat langsung dari Blitar ke Lumajang. Jadi
mereka harus berganti kereta di stasiun Kota Jombang.
Seperti
jadwal, kereta berangkat pukul 13.40 WIB. Kami sepakat untuk berkumpul di
stasiun sekitar pukul 13.00 ba’da sholat jum’at. Pak saif dan mas Irsyad sudah
sampai di Jombang sejak 10.00 pagi tadi. Mereka sengaja berangkat awal dan
sholat jum’at di masjid Jami’ Jombang yang tempatnya tak jauh dari stasiun Kota
Jombang.
Mada
sampai di stasiun Kota Jombang lebih awal, setelah itu zaki. Dan aku seperti
biasa, telat. Entah kemana saja aku pergi, tradisi berangkat telat selalu ada.
Menyebalkan. Kebiasaan buruk yang susah untuk tidak dilakukan.
Suara
nada telefon di handphone ku
berbunyi, aku yakin sekali pasti telefon dari mada. Dan tidak salah lagi.
“Ass....”
salamku terputus.
“Tarwiya udah berangkat belum? Cepet
berangkatnya, ini kita udah di stasiun. Kami dilarang masuk petugas karena gak
ada tiket, tiketnya kan ada di kamu. Cepet berangkat yaa, pliiiiisss.” ujar mada dengan nada bicara yang sangat
cepat seperti biasanya.
“iyaaa.”
Sesampainya
di stasiun, aku segera bergegas mencari mereka. Dan benar, mereka ditahan tidak
dapat masuk.
“Assalamualaikum,
sorry banget ya aku telat. Tadi ada
kerjaan dirumah, maaf bangeeet”
“iyaa
mbak gak apa” jawab zaki singkat.
“iyaa
tar, tapi tiketnya mana? Ayoo kasih tiketnya biar kita bisa masuk” Tanya Mada panik.
“iyaa-iyaa
ini mbak mada” Jawabku sambil menyodorkan lima tiket ke petugas berpostur tubuh
tegap tepat di depan kami mengobrol.
Petugas
itu memeriksa tiket dan kartu tanda penduduk kami. Sekitar 15 menit kami
berdiri menunggu petugas selesai memeriksa tiket. Begitu lama dan ribet.
Kami segera masuk dan rehat di ruang tunggu.
Dengan mengucap hamdalah, akhirnya
kami duduk dan beristirahat setelah proses pemeriksaan tiket yang lama dan menyiksa
karena barang bawaan kami yang seambrek!
Sekitar
10 menit kami menunggu, kereta kami pun datang. Kereta Ekonomi Logawa dari
Stasiun Kota Jombang menuju Stasiun Klakah. Dengan mengucap bissmillahirohmanirrohim kami berangkat tepat pukul 13.40 WIB. Perjalanan
kami dimulai.
Kereta
yang kami naiki diperkirakan akan menghabiskan waktu empat setengah jam
perjalanan. Jadi, kira-kira, akan sampai di Lumajang sekitar pukul 18.15 WIB.
Kereta melaju menuju arah Mojokerto dilanjut arah Surabaya lalu Sidoarjo, Pasuruan,
Probolinggo dan Lumajang.
Dalam
perjalanan yang begitu panjang, kami sekedar berbincang-bincang seperlunya dan
sibuk dengan kegiatan masing-masing. Pak saif sibuk dengan bacaan buku tipis
antologi puisi, dan penulisnya ternyata orang Jombang. Sedangkan mas irsyad
tidur cantik sambil memangku tas merah maroon
nya. Zaki asyik dengan ipad biru
berstiker film kartun Angry Bird. Aku
dan mada lebih memilih mendengarkan musik dengan headset, setelah asyik berselfi
ria sebelumnya.
Lagu-lagu
dengan nada pelan dan menenangkan adalah favorit ku dan mada. Seperti lagu cover dari Sabrina, Tiffany Alford, Boy
Avenue, Raisa dan masih banyak yang lain. Lagu-lagu dengan nada pelan akan
membuatku dan mada tertidur pulas dalam perjalanan yang cukup lama.
Hampir
dua jam perjalanan, kami sampai di Stasiun Kota Sidoarjo. Kereta berhenti, dan
aku terbangun. Waktu menunjukan sekitar pukul 16.20 WIB. Pak Saif,Zaki dan Mas
Irsyad sedang melaksanakan sholat Ashar di dalam kereta, aku dan mada sudah meqhasar-jamak taqdim sholat Dhuzur dan
Ashar sebelum berangkat tadi.
Dalam
perjalanan kami sibuk berdebat dengan Pak saif yang gak mau dipanggil dengan
sebutan “pak”. Sedangkan aku dan mada ngotot memanggilnya dengan “pak”.
“panggil
mas saja lah, biar saya gak kaku” pinta pak saif ke aku dan mada.
“Kami
gak pantas manggil bapak dengan mas, kami kan seperti mahasiswa bapak yang
lain, jadi sudah sewajarnya kami memanggil bapak dengan “pak” “jawab mada
dengan nada mengejek dan bercanda. Kami berlima pun tertawa bersama.
Kereta
kembali melaju hampir sampai di Stasiun Klakah Lumajang. Adzan mahgrib
berkumandang dari salah satu smartphone kami.
Senja oranye sudah mulai tak terlihat dari kaca kereta. Dengan cepat kereta
melewati area sawah yang panjang, gelap tak ada cahaya. Beberapa menit
kemudian, petugas kereta api mulai memberi pengumuman.
Diberitahukan kepada
para penumpang kereta api Logawa bahwa kereta akan segera sampai di Stasiun
Klakah Lumajang, kepada para penumpang yang akan turun di Stasiun Klakah,
dimohon untuk bersiap-siap.Terimaksih.
Lima
menit kemudian, kereta berhenti di Stasiun Klakah Lumajang. Tepat pukul 18.15
WIB. Bangunannya yang besar dan tidak cukup ramai, membuat suasana menjadi
sedikit mistis. Tampak hanya beberapa petugas yang berlalu lalang dan berjaga
didekat pintu keluar. Kami pun bergegas mencari mushola untuk melaksanakan
sholat mahgrib. Sembari menunggu waktu isya’, muncul seorang lelaki seusia Pak
Saif, mendekat ke arah ikhwan yang sedang mengobrol diluar. Aku dan mada lebih
memilih berdiam diri didalam.
Setelah
sholat isya’ berjama’ah kami segera menuju ke rumah Ketua DPD setempat. Menurut
intruksi panitia acara, kami di anjurkan untuk tinggal disana semalam, karena
acara baru akan dimulai besok Sabtu pukul 11.00 WIB. Dan lelaki tadi adalah
ketua FLP Surabaya, mas Ibrahim. Dia ikut bersama rombongan kami untuk menginap
di rumah Ketua DPD Setempat.
Sesampainya
dirumah Ketua DPD setempat, kami disambut dengan sangat hangat. Aku dan mada
tidur di satu kamar, ikhwan pun berada dalam satu kamar agak jauh dari kamar
kami. Setelah berberes dan mandi, kami pun berkumpul di ruang tengah untuk
makan malam. Kami dijamu dengan berbagai macam kue,minuman dan nasi goreng. Makan
malam yang hangat, serasa berada dirumah sendiri. Sangat nyaman.
Pagi sekali mada sudah
membangunkanku dengan semangat. Entah ia baru saja mimpi indah atau sebaliknya,
namun ia memaksaku untuk cepat berberes dan sholat shubuh.
“Tar, ayo keluar. Pemandangan di
luar indah banget. Kita harus abadikan pokoknya. Ayoo cepet mandi sama sholat”.
pinta mada.
“iyaaaa”.
Keindahan Klakah pagi hari memang
sangat indah. Tak salah mada memaksaku bangun pagi-pagi buta. Deretan
pegunungan dari jauh terlihat indah dan asri. Lalu lalang pembeli di pasar
depan gang rumah. Dibelakang rumah ada pohon kelapa yang menjulang tinggi dan
berderet persis seperti lukisanku sewaktu Sekolah Dasar dulu. Maha suci Allah dengan segala CiptaanNya.
Lelah berjalan-jalan menikmati
keindahan sekitar, aku dan mada pergi ke dapur menemui Bu Khusnul, istri dari
Bapak Ketua DPD. Kami berniat untuk membantu memasak. Akhirnya beliau
menginjinkan kami membantu. Menu pagi ini sayur sop, bakwan,ikan tongkol goreng,ayam
goreng, tempe,sambal dan kerupuk. Kami membantu memotong sayur, menggoreng ikan,
kerupuk sampai semua siap. Istimewa.
Seperti pemberitahuan sebelumnya bahwa kami
akan dijemput menuju lokasi writing camp pukul
11.00 WIB. Sembari menunggu, aku dan mada asyik nonton film AADC 2 di laptop
milik pak saif. Momen yang pas banget sambil makan pop corn yang aku bawa dari rumah kemarin. Keseruan kami menonton
film berlanjut sampai akhirnya kami mengantuk, mengantuk dan tertidur. Nyenyak.
Tok-tok-tok..
(seperti ada yang mengetuk pintu
kamar)
Tok-tok-tok... “mada, tarwiyaa,
sudah dijemput ini” suara bu Khusnul dari luar pintu kamar
Apaa?? Dijempuut? Aku dan mada
spontan terbangun dan bertindak kebingungan gak jelas. Seperti biasa kami
kebingungan kesana kemari dengan mata yang masih sipit mengantuk.
“iyaa bu, sebentar, masih siap-siap”
jawabku gelagapan.
Aku dan mada bersiap-siap
membereskan pakaian dan peralatan lain
ke dalam tas. Sambil kebingungan pintu kamar kami terus diketuk
bergantian oleh para ikhwan yang sudah siap di luar. Menyebalkan. Panik dan
semakin panik. Hampir 15 menit kami sibuk berkemas di dalam kamar, dan kami
siap berangkat dengan terengah-engah. Bissmillah.
(BERSAMBUNG... )