Lihat !!
Lima wanita disana,
sibuk tertawa bersama di teras rumah seberang jalan. Menikmati seduhan kopi cappucino di cangkir mungil berwarna putih
di depannya. Membicarakan hal-hal tidak peting dan aneh di telinga orang lain.
Sekali lagi mereka aneh, kemarin wanita-wanita itu berada di tempat yang sama
namun dengan tangisan tersedu-sedu. Sungguh! Mereka benar-benar aneh.
Sekarang perhatikan !
Mereka selalu terlihat
bersama setiap saat. Tak pernah berpisah. Entah di kampus, perpustakaan, taman
kota, bahkan di pasar tradisional. Mungkin mereka satu keluarga atau memang tidak
memiliki teman lain ?
Pacar ? sepertinya
mereka tak memilikinya. Mereka tipe-tipe orang yang santai jika berbicara
tentang cinta. Cinta yang terpenting adalah kepada orang tua. Lalu, terlalu
sia-sia waktu mereka untuk tidak dihabiskan bersama. Seperti panci dengan
tutupnya,tak pernah terpisah. Cinta pasti akan datang di waktu yang tepat.
Perhatikan mereka satu
per satu !
Wanita tinggi itu,
diantara mereka sepertinya ia lah yang paling tua. Dress merah jambu dipadu
jilbab lebar berwarna merah maroon cocok untuk tubuhnya yang tinggi. Dari raut
wajahnya, ia wanita yang kuat dan bijaksana. Ia mendengarkan cerita
teman-temannya dengan serius. Seorang pendengar yang baik.
Disebalahnya ada wanita
tinggi satu lagi. Bedanya ia memakai kacamata. Di punggungnya selalu ada ransel
merah yang terlihat penuh. Entah apa yang ia bawa. Kadang ia pendiam, kadang
pula ramai. Entah bagaimana karakternya, tampaknya ia sering menyembunyikan
masalah dari teman-temannya. Mungkin ia tak ingin teman-temanya risau akan
masalahnya. Seseorang yang tegar dan kuat.
Yang satu ini mungil
sekali, entah ia masih SMP atau SMA. Wanita mungil ini terlihat paling muda
diantara mereka berlima. Postur tubuhnya boleh kecil, namun ia yang paling lincah
bercerita dari tadi. Mulutnya tak berhenti berkomat-kamit. Suaranya lantang dan
jelas. Tak aneh saat ia berbicara hingga menarik perhatian orang disekitarnya.
Seorang wanita yang ceria.
Didepanya ada wanita
kalem namun terlihat sangat usil ke teman-temannya. Dari candaan-candaannya
yang membuat teman-temannya beraut cemberut seketika. Saat tertawa, tangannya
segera mengayun ke bagian bawah wajah untuk menutupi tawanya yang sedikit
terbahak-bahak. Sosok wanita yang anteng dan kalem.
Yang terakhir, seorang
wanita berwajah bulat dan gendut. Jilbab yang tidak rapi membuat ia berulang
kali memperbaiki. Ada saja tingkah laku yang membuat teman-temannya tertawa
terbahak-bahak. Ia sedikit ceplas-ceplos dan kadang ngga nyambung saat
berbicara. Namun ia wanita yang mudah bergaul. Tak heran teman-temannya ada
dimana-mana. Seseorang yang friendly.
Selain itu mereka itu
ganas, layaknya monster. Mereka rakus. Rakus pengetahuan,mereka bisa memboyong
banyak buku diperpustakaan untuk cemilan baca mereka dirumah,semalaman penuh
untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memborong banyak pertanyaan untuk
dosen/guru. Rakus makanan, mereka hanya perlu waktu 5 menit saja untuk
menghabiskan 2 toples keripik, 2 piring tahu tuna gemuk-gemuk, sepiring gulai
lengkap dengan sate, dan sekardus minuman kemasan gelas berisi 24 biji.
Benar-benar manusia setengah monster. Ketiga, mereka juga rakus waktu, kalau
sudah main, mereka bisa lupa waktu untuk pulang, atau saat mereka terlambat 2
jam 5 menit untuk mengikuti seminar karena saling menunggu.
Tapi mereka unik.
Mereka menjadi diri sendiri dan tak peduli apa kata orang lain tentang sikap
tersebut yang terkesan aneh. Mereka menciptakan kegaduhan kecil yang hanya bisa
dimengerti oleh mereka sendiri. Orang lain mungkin akan nyengir melihatnya.
Berbeda dengan
wanita-wanita lain. Mereka sederhana dengan pakaian tertutup ditaburi senyum
manis selalu. Mereka bersama layaknya satu keluarga. Mereka tertawa dan
menangis bersama. Melangkapi kekurangan satu sama lain. Mereka bukan genk-genk anak muda yang bersaing
kecantikan atau pun harta. Mereka hanya sekumpulan wanita yang dipertemukan
oleh waktu untuk belajar,berbagi,dan berjalan bersama.
Terakhir, mereka
menyebut diri mereka sendiri dengan nama Lima Monster Jomblo. (tar)
No comments:
Post a Comment